NAMA :
ZAINAL ABIDIN
PRODI: PAI(C)
SEMESTER :
DOSEN PENGAMPU : SYARIFUDDIN,S.pd,I,M.pd,i
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
Terlebih
dahulu saya mengucapkan Allhamdulillah atas kehadiran Allah SWT,karena
tuntun,taufik dan hidayahNyalah kami
mampu menyelesaikan sebuah makalah ini dengan baik,sebagai tugas matakuliah
tapsir tarbawi Dalam penulisan makalah ini kami rasa masih ada kekurangan, maka
dari itu jika ada terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penulian maupun dalam bentuk perbuatan yang tidak sengaja,
mohon dimaafkan dan dimaklumi. Karena takada manusia yang takluputdarikesalahn.
Akhirkatakamiucapkanterimakasihkepadasemuapihakyangtelahmendukungpembuatanmakalahini.Mudahmudahanmakalahinidapatmembantudanmenjadipenunjanguntukpembuatanmakalahbeikutnya.Kami
jugaberharapmakalahinimenjadicontohuntukmakalahlainnya.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
A Bab
1 pendahuluan
1. latar
belakang....................................................................................1
2. rumusan
masalah...............................................................................1
3. tujuan
makalah..................................................................................1
B BAB 11 PEMBAHASAN
A.
pengertian lingkungan pendidikan........................................................2
1. Kandungan Q.S An-Nisa (75) ……………………………………3
2.
Kandungan
Q.S Al-Araf (4) ..…....................................... .............4
3.
Kandungan
Q.S Al-Isra (16) ….………..........................................5
C.BAB 111
PENUTUP
1. kesimpulan.....................................................................................7
2. saran...............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor
utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam
membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi
lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
(sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut
sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal sebagaimanayangtelahdisinggungdalamal-qur`an.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal sebagaimanayangtelahdisinggungdalamal-qur`an.
2.
Rumusan masalah
1) apa pengertian lingkungan pendidikan
islam
2) apa Kandungan Q.S an-nisa (75)
3) apa Kandungan Q.S
Al-Araf (4).
4) apa Kandungan Q.S AL-isra(16)
3.Tujuan Makalah
1) mengetahui pengertian lingkungan pendidikan
2)
mengetahui kandungan lingkungan pendidikan
yang terdapat dalam al-qur`an
3)
mengetahui inti sari dari ayat.
BAB II
A. Pengertian Lingkungan
Pendidikan
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan lingkungan adalah daerah
(kawasan dan sebagainya) yang termasuk didalamnya. Sedangkan Lingkungan secara
umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Lingkungan
dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sebagai contoh saat berada di sekolah,
lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,
dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan- hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam
bendamatiyangadadisekitar.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia yang dimaksud dengan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum dapat diartikan Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbgai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktik pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Adapun lingkungan pendidikan islam yang terdapat dalam kitab suci
Al-qur`an yaitu :
Kandungan Q.S an-nisa
(75)
وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرً
“Mengapa kamu tidak mau
berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki,
wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah
kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi
Engkau!". (Q.S AN-NISA : 75)
Ayai ini adalah dorongan dari Allah bagi
hamba-hambaNya yang beriman dan pengobaran semangat bagi mereka untuk berperang
dijalanNYa, dan bahwasannya hal itu telah wajib atas mereka dan menetapkan
celaan yang besar terhadap mereka bila meninggalkannya,Pada ayat ini terdapat
dorongan yang kuat agar kaum muslimin berperan dijalan Allah untuk membela
saudara-saudara mereka yang tertindas dan yang berada dalam cengkrangan musuh, karna
mereka itu orang-orang yang lemah dan tidak berdaya baik laki-laki,wanita
maupun anak-anak.keamanan mereka terancam,mereka tidak mampu membebaskan diri
dari cengkraman musu,mereka di tindas dan dianiaya oleh penguasa-penguasa yang
zholim,mereka tidak berbuat apa-apa selain berdoa memohon pertolongan dan
perlindungan dari sisi Allah SWT.
Allah mendorong untuk berperang dengan cara
yang lebih mendalam,mengetok pintu hati nurani setiap orang masi memiliki
prasaan dan keinginan yang baik,dengan menyebutkan keuntungan tujuan murni dari
peperangan menurut islam.tujuan perang dalam islam ialah meninggikan kalimah
Allah S.W.T,membelah saudara-saudara seAgama,membela hak-hak asasi manusia dan
menegakkan norma-norma akhlak yang tinggi bukan untuk memperbudak atau menjaja
atau untuk menguasai suatu bangsa atau negara atau hak-hak orang lain.
Berdasarkan tujuan berperang tersebut
diatas,adalah menjadi kewajiban bagi muslimin membebaskan orang-orang islam
yang ditawan oleh musuh dengan berperang atau menebusnya dengan harta.
Diantara tujuan berperang dalam islam,ialah
membebaskan orang-orang lemah, baik laki-laki maupun perempuan maupun anak-anak
dari tindasan dan aniaya orang-orang kafir yang zhalim
Dari ayat tadi
terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
a). Jihad dalam
Islam di samping bersifat ilahi, juga manusiawi. Perjuangan
untuk pembebasan manusia, adalah perjuangan ilahi.
b). Ketidakacuhan di
depan penderitaan dan permintaan bantuan orang-orang teraniaya adalah dosa.
Haruslah bangkit dengan seluruh kekuatan untuk membela mereka.
c). Untuk
menyelamatkan diri dari cengkeraman orang-orang zalim, haruslah meminta
pertolongan dari Tuhan dan para aulia-Nya, bukannya dari setiap orang dan
dengan segala bentuk.
2. Kandungan Q.S Al-Araf (4).
وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا
فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ
Artinya:
“Betapa banyaknya negeri yang
telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di
waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah
har”i. (Q.S AL-ARAF:4)
Azab dan siksaan Allah tidak kenal siang dan malam. Betapa
banyak azab dan siksaan itu mendatangi umat manusia yang berdosa pada saat
mereka sedang istirahat ataupun tidur. Pada saat itu mereka akan tersadarkan
dari kekhilafan dan kesalahannya dan mengakui bahwa "kami telah melakukan
kejahatan" dan memang pantas mendapatkan balasan dan siksa semacam ini.
Padahal Allah Swt tidak pernah mengeksploitasi hak kita umat manusia dan
mengirimkan azab ini. Justru kita yang berbuat aniaya kepada diri kita sendiri
dan orang-orang lain.Kendatipun kesadaran dan pengakuan itu tidak ada
manfaatnya bagi mereka dan merekapun tidak bisa diselamatkan, tetapi hal ini
dapat menjadi peringatan dan pelajaran bagi orang-orang yang lain. Dengan
menelaah secara khusus sejarah berbagai pemerintahan dan penguasa zalim, kita
mendapatkan hikmah dan pencerahan. Kerajaan besar seperti Romawi dan Persia
digantikan dengan pemerintahan dan penguasa lainnya dikarenakan keduanya
melakukan kejahatan dan kekejaman terhadap masyarakat.
Dari
ayat di atas terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
a).
Balasan dan siksaan Allah tidak terbatas pada Hari Kiamat saja. Karena itulah
jangan merasa aman dan enak-enak saja di dunia.
b).
Bila kita pernah menyaksikan azab dan siksa Allah dan membuat kita menyesal dan
mengakui perbuatan dosa kita, maka taubat itu dapat mencegah turunnya azab dan
siksaan, serta dapat menarik Rahmat Allah.
3.Kandungan Q.S
AL-isra(16)
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ
قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ
فَدَمَّرْنَاهَا
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu
negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,
maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. ( Q,S AL-ISRA :16)
Kemudian dari pada
itu Allah SWT menjelaskan bahwa apabila Dia berkehendak membinasakan sesuatu
negeri, maka Allah SWT kepada orang-orang yang hidup mewah di negerinya supaya
menaati Allah. Maksudnya apabila sesuatu kaum telah melakukan kemaksiatan dan kejahatan
secara merata, yang semestinya itu pantas dijatuhi siksaan dengan jalan
menghancurkan negeri mereka dengan bencana alam, sebagai balasan yang setimpal,
maka Allah SWT, karena keadilan Nya, tidaklah segera menjatuhkan siksaan itu,
sebelum memberikan peringatan kepada para pemimpin mereka untuk menghentikan
kemaksiatan dan kejahatan kaumnya dan kembali taat kepadaAllahS.W.T.
Akan tetapi menurut sejarah, mereka itu tidak mau mendengarkan peringatan itu, bahkan mereka menjadi pendurhaka-pendurhaka di dalam negeri itu dengan cara membangkang dan menentang peringatan itu danmemperolok-oloknya. Maka sebagai tindakan yang pantas diperlakukan atas mereka, jalan memusnahkan mereka dari muka bumi dengan azab siksaan yang berupa bencana alam. Itulah ketentuan Allah yang tak dapat dielakkan lagi, yaitu Allah menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya, sehingga tidak ada sedikitpun yang tersisa, baik rumah-rumah mereka maupun harta kekayaan mereka.
Akan tetapi menurut sejarah, mereka itu tidak mau mendengarkan peringatan itu, bahkan mereka menjadi pendurhaka-pendurhaka di dalam negeri itu dengan cara membangkang dan menentang peringatan itu danmemperolok-oloknya. Maka sebagai tindakan yang pantas diperlakukan atas mereka, jalan memusnahkan mereka dari muka bumi dengan azab siksaan yang berupa bencana alam. Itulah ketentuan Allah yang tak dapat dielakkan lagi, yaitu Allah menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya, sehingga tidak ada sedikitpun yang tersisa, baik rumah-rumah mereka maupun harta kekayaan mereka.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
yang telah tersusun di atas dapat disimpulkan bahwa Q.S An-Nisa ayat 75
merupakan dalil yang menunjukan kewajiban berjihad. Dalam ayat ini Allah
menunjuk jalan untuk menyucikan jiwa dari dosa akibat tidak maupergi bertempur
(berjuang). Ayat ini juga menyuruh kita berjuang untuk memperoleh apa yang ada
di sisi Allah dan mengutamakannya atas nikmat dunia.
tujuan perang
dalam islam ialah meninggikan kalimah Allah,membelah saudara-saudara
seagama,membela hak-hak asasi manusia dan menegakkan norma-norma akhlak yang
tinggi bukan untuk memperbudak atau menjaja atau untuk menguasai suatu bangsa
atau negara atau hak-hak orang lain.
B. Saran
Ada
beberapa saran-saran yang dapat disampaikan kepada para pembaca, diantaranya
yaitu:
1. Kepada para anak didik pandai-pandailah dalam memilih teman dalam bergaul, sebab peranan temansangatbesardalampembentukankaraktermanusia.
2. Kepada para orang tua hendaknya memberikan suri tauladan yang baik didalam keluarga, tanamkan suasana yang harmonis dalam keluarga serta control pergaulan anak-anaknya sebab dalam keluargalah yang pertama kali pendidikan untuk si anak.
3. Kepada para pendidik hendaknya selalu tingkatkan kualitas diri dalam mengajar dan mendidik serta perhatikan juga pergaulan anak didik yang menjadi asuhannya.
4. Kepada pemerintah dan masyarakat luas hendaknya ciptakan suasana yang kondusif, aman, tentram, dan terkendali serta tingkatkan kualitas mutu pendidikan dan peringan biaya pendidikan.
1. Kepada para anak didik pandai-pandailah dalam memilih teman dalam bergaul, sebab peranan temansangatbesardalampembentukankaraktermanusia.
2. Kepada para orang tua hendaknya memberikan suri tauladan yang baik didalam keluarga, tanamkan suasana yang harmonis dalam keluarga serta control pergaulan anak-anaknya sebab dalam keluargalah yang pertama kali pendidikan untuk si anak.
3. Kepada para pendidik hendaknya selalu tingkatkan kualitas diri dalam mengajar dan mendidik serta perhatikan juga pergaulan anak didik yang menjadi asuhannya.
4. Kepada pemerintah dan masyarakat luas hendaknya ciptakan suasana yang kondusif, aman, tentram, dan terkendali serta tingkatkan kualitas mutu pendidikan dan peringan biaya pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
al-mahalliy Imam jalalud-din, As-Suyuthi Imam
Jalalud-din Tafsir Jalalain Cet. 1 Bandung: Sinar BarU1995
Ghani, H. Busatmi, Naska Ali Al-Qur’an dan
Tafsirnya, Jilid 2 Semarang: Effhar Offset, 1993
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhahammad Hasbi, Tafsir
Al-Qur’anul Majid AN-NUUR I Semarang: Rizki Putra, 2000
Al-Maraghy, Ahmad Mushthafa, Tafsir al
Maraghy Semarang: Toha Putra, 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar